Senin, 18 Juni 2012

Hordeolum, kalazion dan blefaritis

overview 


palpebra merupakan lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot serta jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur bola mata yang sangat rentan. di bawah kulit palpebra terdapat jaringan areolar longgar jadi guys sangat memungkinkan terjadi pengembangan ketika terjadi edema masif/ hebat. Musculus orbikulari oculi adalah otot yang menempel pada kulit palpebra dan di inervasi oleh n. VII alias nervus fasialis yang berfungsi untuk menutup palpebra. nahhhh, jadi jelas yaa ketika terjadi bells palsy salah satu tandanya adalah pasien susah menutup palpebra. otot ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu orbital (menutup mata dengan kuat), praseptal dan pratarsal yang keduanya berfungsi dalam pemompaan air mata.

infeksi dan radang palpebra
okayyy all, akhirnya kita memasuki sub bab yang sangat menarik dan pastinya sering kita jumpai di dalam praktek dan semoga bisa bermanfaat buat kita semua....cekidotttt.....
  
Hordeolum
merupakan infeksi kelenjar di palpebra. nahhh apa saja kelenjar di dalam palpebra???di antarany ada kelenjar meiboom, kelenjar moll dan zeis. ada dua macam pembagian hordeolum : ada eksterna ada interna, eksterna adalah peradangan pada kelenjar moll dan zies yang letaknya lebih mengarah ke permukaan kulit sehingga penonjolan biasanya keluar walaupun ada juga yang ke arah dalam. sudah bisa di tebak kan hordeolum interna yang kayak mana??yups, hordeolum interna itu perdangan pada kelenjar meibom yang letaknya lebih ke arah konjungtiva tarsus sehingga sebagian besar pennjolan kearah dalam. 
hayoooo di ingat ingat lagi 5 tanda peradangan??? ada color (panas), rubor (merah), dolor (nyeri), tumor (bengkak) dan fungsioless. nah karena ini merupakan peradangan/ inflamasi jadi tanda dan gejalanya gak jauh beda : merah, terasa panas, nyeri, bengkak dan spedoptosis karena berat untuk mengaangkat palpebra. bakteri tersering adalah s.aureus. terapi awal dengan mempercepat proses peradangan yaitu di kompres air hangat 3x sehari selama 10 menit, sehingga kadang nanah/ pus nya bisa keluar dari muara rima palpebra dengan cara pengangkatan bulu mata sebagai drainase. 

bagaimana kalau abses gak bisa keluar??? santai aja bro jangan bingung dan jangan panic karena bisa di insisi kok. hordeolum eksterna di insisi dengan teknik horizontal untuk meminimalisir jaringan parut, sedngkan hordeolum interna dengan insisi vertikal guna menghindari terpotongnya kelenjar meibom. ingat ya, selalu diberi salep antibiotik untuk menghindari infeksi ataupun penyulit berupa selulitis. .

Kalazion 
nah yang satu ini juga gak kalah sering dengan hordeolom, yaitu suatu radang granulomatosa kelenjar meibom kronik dan idiopatik. diawali dengan pembengkakan yang terasa sakit dan berkembang dalam bebrapa minggu tanpa tanda tanda radang akut, hal ini yang membedakan dengan hordeolum. penonjolan sebagian besar kearah konjungtiva sehngga jika terlalu besar akan menekan bola mata dan akan mengakibatkan astigmatisma. 
jika kalazion terjadi berulang bisa dilakukan pemeriksaan histopatologis untuk menghindari kesalahan diagnosis berupa keganasan pada kelenjar meibom yang hampir mirip dengan kalazion.   

Blefaritis
blefariris anterior
radang bilateral kronik di tepi palpebra. ada dua jenis utama yaitu stafilokok/ulseratif dan seborroik/squamous, dimana yang stafilokok disebabkan oleh s.aureus dan s.epidermidis. blefaritis sebrroik biasanya disebabkan oleh pytirosporum ovale. 
gejala dan tanda utama berupa iritasi, rasa terbakar, gatal pada tepian palpebra, mata yang terkena bertepi merah, banyak sisik/ granulasi yang terlihat mengantung di bulu mata palpebra. pada tipe stafilokok biasanya sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkus ulkus kecil disepanjang palpebr dan bulu mata cenderung rontok. pada tipe sebrroik sisik berminyak, tidak terjadi ulserasi serta tepi palpebra tidak begitu merah. nahh tipe apa si yang paling sering ditemukan?? ternyata tipe campuran dari keduanya dimana biasanya  kedua jenis sisik ada, dengan tepi palpebra merah dan kadang ber ulkus.

blefaritis posterior  
peradangan palpebra karena disfungsi kelenjar meibom dan terjadi secara bilateral serta kronik.asik neh sahabat, ternyata blefaritis anteror sering juga lho terjadi bersamaan dengan blefaritis posterior. lipase bakteri dapat menimbulkan peradangan pada kelenjar meibom dan konjungtiva serta menyebabkan gangguan film air mata. gejala blefaritis posterior sangat bervariasi baik mengenai palpebra, air mata, konjugntiva dan kornea. pada muara kelenjar meibom dapat terjadi peradangan (meibomianitis), sumbatan muara kelenjar oleh sekret yang sangat kental, pelebaran kelenjar meibom serta keluarnya sekret yang lunak mirip dengan keju apabila dilakukan penekanan/ di pencet.  

okayyyy guys ternyata saya nemu nih di referensi lain yang membahas tentang blefaritis virus dan jamur...okelah sadaplah, simak broooohhhh  

blefaritis virus
herpes zoster
sebagai dasar patokan aja sob, herpes zozter adalah jenis virus yang dapat menyerang ganglion serta dapat mengalami dorman di dalam ganglion saraf. nah, gak terkecuali saraf V alias trigeminus, trigeminus sendiri secara snsoris tersebar ke dalam 3 bagian yaitu : optalmikus, mandibularis dan maksilaris. jadi kalau pas kena yang di ganglion optalmikus akan menimbulkan gejala gejala herpes pada mata dan kelopak mata atas.
gejala tidak ada melampaui garis median sesuai dermatom . rasa sakit pada daerah yang terkena dan kadang pasien merasa demam, pada kelopak mata terlihat vesikel merupakan tanda yang penting bagi herpes zozter pada mata. 
terapi pada herpes zozter tidak memerlukan medikamentosa yang spesifik, steroid superfisialis dapat mengurangi tanda perdangan, analgetik juga dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. 

herpes simpleks
terdapat vesikel bergeombol yang d kelilingi eritema pada kelopak mata adalah tanda penting bagi herpes simpleks. blefaritis herpes simpleks dapat diberikan asiklovir serta antibiotik topikal atau sistemik tetapi kortikosteroid merupakan kontraindikasi. hal ini dikarenakan jika steroi diberikan dapat terjadi penularan pada kornea. 

daftar pustaka
Ilyas, Sidharta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Vaughan and Asbury. 2010. Oftlmologi Umum. Jakarta : EGC