Rabu, 04 Juli 2012

KATARAK SENIL

okay guys, nih penyakit mata yang banyak banget kita jumpai dan sangat mengganggu penglihatan khususnya pada orang tua....

KATARAK SENIL
Pendahuluan


kalau kamu sudah membaca bab fisiologi penglihatan di judul lain pada blog ini, u pasti sudah bisa menduga dimana letak organ yang terganggu pada katarak ini....yahhhh thats right, letak kelainan organnya bernama LENSA. sebelum bab ini telah di bahas tentang salah satu pada organ refrakta yang kekuatan biasnya terbesar yaitu KORNEA. nah lensa juga gak kalah penting walaupun kekuatan dioptri nya hanya 25D jika dibanding dengan kornea yang 43D tetapi lensa ini mempunyai kelebihan yang sangat bisa membantu dalam adaptasi penglihatan atau akomodasi (see fisiologi penglihatan)..

Definisi
kekeruhan yang terjadi pada lensa.
katarak terbagi menurut usia :

  • kongenital (< 1 tahun)
  • juvenil (1-20 tahun)
  • presenilis (20-50 tahun)
  • senilis (> 50 tahun)


sifat lensa :

  • bikonveks
  • avaskuler
  • transparan
  • tidak ada reseptor nyeri
Lapisan lensa dari luar ke dalam :

  • ekuator lensa
  • kapsul lensa
  • epitel lensa
  • serat lamellar konsentris
  • korteks
  • nukleus


Patofisiologi
emmmm, sebenarnya kalau kita berbicara tentang katarak senil sangat komplek ya dan belum semua nya dapat terekspolor dengan jelas bagaimana patofisiologinya. Tetapi yang perlu kita garis bawahi adalah sesuai dengan perkembangan umur manusia maka lensa semakin berat, semakin tebal dan fungsinya sebagai akomodator juga berkurang. Pembagian secara anatomi lensa terdapat : kapsul lensa pada bagian luar lensa, korteks dan nukleus..kortek yang dekat dengan kapsul yang selalu dapat membelah memperbaharui sel sel nya, sedangkan sel sel yang lama akan terdorong ke dalam, dimampatkan ke bagian nukleusnya dan akhirnya terjadi pengerasan pada nukleus yang disebut dengan sklerosis nuklear.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan lensa keruh tetapi epitel pada lensa yang dipercaya mempunyai pengaruh sebagai sebab terjadinya kekeruhan pada lensa. Tanpa sebab yang belum diketahui dan mungkin oleh faktor degenerasi pada epitel maka epitel lensa menjadi menurun desitas selnya, penjarangan serat selnya dan homeostasis yang memicu penurunan transparansi.

Teori lain berpendapat terdapat penurunan vitamin dan peningkatan oksidasi (oksidasi glutation) serta penurunan antioksidan.

kandungan lensa :

  • 65% air
  • 35 % protein (histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin)
  • kalium
  • asam askorbat
  • glutation
nah ini nih ada teori yang menyebutkan bahwa UV juga berperan dalam menyebabkan katarak. UV yang terpapar pada mata secara berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada protein/ denaturasi terutama histidin dan triptofan yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa (brown necrotic sclerosis).

Gejala dan Tanda
Gejala

  • Penurunan ketajaman penglihatan merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh penderita. Keluhan di rasakan makin lama makin kabur pada penglihatan. Jangan lupa menanyakan apakah pasien melihat seperti tertutupi kabut/ asap/ awan putih
  • Silau 
  • Miopic shift kadang pada orang tua yang presbiopi akan mengeluhkan penglihatan lebih jelas tanpa memakai kacamata seolah olah sembuh dan mendapatkan penglihatan baru. tetapi ini tidak akan bertahan lama dan dapat menjadi buruk setelah beberapa saat kemudian.
  • monocular diplopia
  • jika terdapat keluhan nyeri pada mata dan terdapat hallo : curiga terdapat glaucoma baik glaukoma simplex atau glaukoma sekunder akibat katarak.
  Tanda
Stadium katarak

  • insipien : stadium dini yang kadang pasien belum merasakan adanya penurunan ketajaman penglihatan. Kadang pada pemeriksaan terdapat bercak bercak seperti jari jari roda / spokes of a wheel
  • immatur : shadow test positif karena terdapat bayangan iris pada lensa. Pada stadium ini komplikasi tersering adalah galukoma sekunder yang diakibatkan oleh fakomorfik. yahhhh, dari unsur kata aja udah ketebak berarti akibat perubahan bentuk pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi lensa meningkat (air banyak masuk ke lensa) sehingga lensa mencembung (intumesensi) dan mendorong iris ke depan sehingga aliran humor aquos terganggu.... 
  • matur : shadow test nya negatif karena lensa sudah keruh total. Pada stadium ini cairan lensa keluar dan lensa seperti bentuk semula
  • hipermatur : kortek lensa mencair--> nukleus terjatuh atau menggantung (morgagni), iris menjadi bergetar (tremulans)..Fakolitik : akibat korteks lensa mencair sehingga terdapat partikel partikel lensa yang ikut aliran humor aquos dan dapat menghambat di trabekulum meiswork sehingga aquos terhambat drainase nya-->glucoma sekunder. Fakotoksik : karena partikel lensa yang hancur pada stadium ini dapat di anggap sebagai benda asing dapat menimbulkan reaksi peradangan dan berujung pada uveitis.. Fakotopik : komplikasi yang disebabkan oleh terlepasnya kapsula posterior dari zona zonula yang memfiksasinya. 
Terapi

Ada dua macam teknik pembedahan untuk pengangkatan katarak :
    1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler
      Ekstraksi katarak intra kapsuler ( ICCE, intra capsuler catarak ekstraksion ) adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zona dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Bedah beku berdasar pada suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau abnormalitas. Insrumen bedah beku bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan melekat pada benda yang lembab. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsula akan melekat pada probe.lensa kemudian diangkat secara lembut. Yang dahulu merupakan cara pangangkatan katarak utama, ICCE sekarang jarang dilakukan karena tersedianya teknik bedah yang lebih canggih.
    2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
      Ekstraksi katarak ekstracapsuler ( ECCE, extracapsuler catarak ekstraksion ) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengambilan kapsula anterior, menekan keluar nucleus,dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagi posterior mata, jadi mengurangi insidensi yang serius.
    • Fakoemulsifikasi
      Merupakan penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler. Cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekwensi tinggi untuk memecah nukleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang kemudian akan diaspirasi me4lalui alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinus. Teknik ini memerlukan penyembuhan yang lebih pendek dan penurunan insidensi astigmatisme pasca operasi.
    • Pengakatan Lensa
      Karena lensa kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga kekuatan fokus mata, maka bila lensa diangkat, pasien memerlukan koreksi optikal. Koreksi ini dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga motede:
  • Kaca Mata Apakia
    Mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun pembesaran 25% sampai 30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer, yang menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi spasial, membuat benda – benda nampak jauh lebih dekat dari yang sebenarnya. Kaca mata ini juga menyabbakan aberasi sferis, mengubah garis lurus menjadi lengkung. Memerlukan waktu penyesuaian yang lama sampai pasien mampu mengkoordinasikan gerakan, memeprrkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan medan pandangan yang terbatas. Kaca mata apakia sangat tebal dan merepotkan dan membuat mata kelihatan sangat besar.
  • Lensa Kontak
    Jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia. Tak terjadi pembesaran yang bermakna (5%-10%), tak terdapat aberasi sferis, tak ada penurunan lapang pandangan dan tak ada kesalahan orientasi spasial. Lensa ini memberikan rehabilitasi visual yang hampir sempurna bagi mereka yang mampu menguasai cara memasang, melepaskan dan merawat dan bagi mereka yang dapat mengenakannya dengan nyaman.
  • Implan Lensa Intraokuler (IOL)
    Memberikan alternatif bagi lensa apakia yang tebal dan berat untuk mengoreksi penglihatan pasca operasi. Implan IOL telah menjadi pilihan koreksi optikal karena semakin halusnya teknik bedah mikro dan kemajuan rancang bangun IOL. IOL adalah lensa permanen plastik yang secara bedah diimplantasi ke dalam mata. Mampu menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran mata normal.
    Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
    Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
Pencegahan

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak. Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vitamin E
DAFTAR PUSTAKA 




Senin, 02 Juli 2012

ULKUS KORNEA


ULKUS KORNEA
Okehhh all, ni admin ingin share tentang apa dampak tersering kalau kamu/ pasien kita kelilipan/kena benda asing dan tidak ditangani dengan tepat....cekidotttt  
ANATOMI FISIOLOGI CORNEA
Kornea merupakan jaringan transparan alias tembus cahaya brooo yang  disisipkan ke sklera pada limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Rata-rata kornea manusia dewasa tebal 0,54 mm di tengah, 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior, dan loe kudu ngarti bro kalau kornea itu ada 5 lapis berbeda-beda, yaitu: lapisan epitel (bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Kekuatan refraksi kornea itu yang terbesar dibanding dengan organ refrakta lain sebesar + 43 dioptri. Terus kalau melihat seperti pelangi alias hallo itu biasanya pada orang glaucoma knp eaaaaa? Gini sob, jadi kalau misal TIO di COA tinggi bisa menyebabkan permeabilitas epitel kornea meningkat jadi cairan bisa masuk walhasil ya udem stroma kornea dan faktanya pada kondisi ini kornea seperti prisma menghamburkan cahaya ke segala arah jadilah bayangan pelangi atau yang di sebut halo (bukan helllo yaaahhh)...kalau ingin tau tentang fisiologi mata bisa lihat di topik lain pada blog ini
                     

5 lapisan dari luar kedalam:
  1. Lapisan epitel
·           Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
·           Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.
·           Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
·           Epitel berasal dari ectoderm permukaan.
2.      Membran Bowman
·           Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
·           Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.



3.      Jaringan Stroma
·         Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4.      Membran Descement
·         Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.
·         Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.
5.      Endotel
·         Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 mm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula okluden
                             
      Nah kornea itu kan sangat peka nyeri, siapa sih yang mempersarafi nya? Ada banyak nih saraf sensorik terutama dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, bulbus Krause untuk sensasi dingin. Kornea itu avaskuler, kira kira dari mana ya sumber nutrisinya? kornea mendapat makanan dari pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. terusTransparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya.

DEFINISI     
        Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

PATOFISIOLOGI
Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea dapat menimbulkan gangguan visus yang hebat apalagi bila letaknya di daerah sekitar pupil. Lha kornea avaskuler terus siapa yang bertugas sebagai tentara pertahanan/ makrofag? Badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea alih profesi sementara sebagai makrofag, kemudian disusul tuh sama respon dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus maka terlihat sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.
            Lesi yang ada dikornea itu baik yang ada superfisial maupun profunda (yang lebih dalam) dapat menimbulkan rasa sakit/fotofobia. Tambah lagi bro sakitnya kalau gesekan palpebra pada kornea. Kontraksi iris sangat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan fotofobia. Ulkus dapat menyebar kedua arah alias melebar dan mendalam sob. Maka sering ada istilah superficial yaitu ulkus yang dapat cepat sembuh dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tapi kalau lesi sampai ke membran Bowman dan stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang akan menyebabkan terjadinya jaringan sikatrik.

ETIOLOGI
  1. Infeksi
Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan infeksi P aeruginosa.
§  Infeksi Jamur : disebabkan  oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
§  Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).
§  Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas  yang terdapat didalam air yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.

  1. Noninfeksi
    • Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik dan organik anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan hanya bersifat superfisial saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran kolagen kornea.
§  Radiasi atau suhu
Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan merusak epitel kornea.
§  Sindrom Sjorgen
Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca yang merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan palpebra atau kelainan epitel yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan flurosein.
§  Defisiensi vitamin A
Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan ganggun pemanfaatan oleh tubuh.
§  Obat-obatan 
Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
§  Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
§  Pajanan (exposure)
§  Neurotropik
c.       Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
§  Granulomatosa wagener
§  Rheumathoid arthritis

KLASIFIKASI
            Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:
1.  Ulkus kornea sentral
a.       Ulkus kornea bakterialis
b.      Ulkus kornea fungi
c.       Ulkus kornea virus
d.      Ulkus kornea acanthamoeba
2.      Ulkus kornea perifer
a.       Ulkus marginal
b.      Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
c.       Ulkus cincin (ring ulcer)




Ulkus Kornea Sentral

a.   Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.
Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
Ulkus Pseudomonas  :  Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
             Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.

b.Ulkus Kornea Fungi
            Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
      Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.

c.   Ulkus Kornea Virus
                   Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.
                   Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya    
               
        d.   Ulkus Kornea Acanthamoeba
             Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.

Ulkus Kornea Perifer

a.   Ulkus Marginal
            Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
b.   Ulkus Mooren
            Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.

c.    Ring Ulcer
             Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.

TANDA DAN GEJALA
Gejala
  • Eritema
  • Sekret mukopurulen
  • Merasa ada benda asing di mata
  • Pandangan kabur
  • Mata berair
  • Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
  • Silau
  • Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.

Gejala Objektif
  • Injeksi siliar
  • Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
  • Hipopion

DIAGNOSIS

            Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.
            Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat  dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :
§  Ketajaman penglihatan
§  Tes refraksi
§  Tes air mata
§  Pemeriksaan slit-lamp
§  Keratometri (pengukuran kornea)
§  Respon reflek pupil
§  Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
§  Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)

PENATALAKSANAAN
             Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.
a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
1.      Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
2.      Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
3.      Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
4.      Berikan analgetik jika nyeri
b. Penatalaksanaan medis
      1.         Pengobatan konstitusi
      Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena dan hasilnya cukup baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai melebihi 39,5°C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.
2.   Pengobatan lokal
      Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya. Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
                  Infeksi pada mata harus diberikan :
·         Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,
Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.
Efek kerja sulfas atropine :
-          Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
-          Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.
-          Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.
Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru
·         Skopolamin sebagai midriatika.
·         Analgetik.
     Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.
·         Antibiotik
     Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembali.
·         Anti jamur
     Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi :
1.        Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole
2.        Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol
3.        Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol
4.        Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis anti biotik
·         Anti Viral
            Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi.
            Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A, PAA, interferon inducer.
            Perban tidak seharusnya dilakukan pada  lesi infeksi supuratif karena dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.
      Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :
1.      Kauterisasi
a)      Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni trikloralasetat
b)      Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau termophore. Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan.
2.      Pengerokan epitel yang sakit
            Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang banyak mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan kembali.
      Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka dapat dilakukan :
§  Iridektomi dari iris yang prolaps
§  Iris reposisi
§  Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva
§  Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat
      Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.

3. Keratoplasti
             Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1.      Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita
2.      Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.
3.      Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

PENCEGAHAN
            Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.
-          Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
-          Jika mata sering  kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
-          Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensa tersebut.

KOMPLIKASI
            Komplikasi yang paling sering timbul berupa:
§  Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
§  Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
§  Prolaps iris
§  Sikatrik kornea
§  Katarak
§  Glaukoma sekunder

PROGNOSIS
             Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.
            Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.







DAFTAR PUSTAKA


1.      Vaughan D. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika, Jakarta, 2010
2.      Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2010
3.      Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2002