Jumat, 02 November 2012

Darah dan hemostasis


DARAH
Halooo semua....sesi ini saya ingin sedikit berbagi tentang apa itu darah dan komponennya termasuk ke dalam pokok bahasan mengenai pembekuan darah (hemostasis). Oh ya, dalam blog ini juga udah ada lho pokok bahasan sedikit tentang mekanisme penyembuhan luka/ wound healing tp dalam judul lain yaaa ....lets play>>>
Ibarat kendaraan ni, darah adalah suatu alat transportasi kemana saja dan sangat penting karena membawa unsur unsur yg penting bagi tubuh. Darah terdiri dari dua komponen penting : plasma (suatu cairan sebagai tempat sel darah) dan kedua sel darah itu sendiri. Darah itu ternyata memegang 8% dari berat tubuh manusia dan terhitung pada wanita sekitar 5 L serta 5.5 L pada pria. Darah berada dalam suatu saluran seperti halnya air yang berada dalam selang yang di sebut sebagai pembuluh darah. Nah, pembuluh dari ini beredar merata ke dalam seluruh tubuh, maka dari itu darah selalu tersebar merata ke seluruh tubuh. Suatu ketika kalau darah di ambil dari pembuluh darah dan di taruh di tabung reaksi maka akan cepat membeku, eitssss tapi bisa lho diberikan cairan untuk memcegah pembekuan darah (contohnya EDTA) sehingga darah tidak membeku dan hanya sel sel darahnya mengendap di bagian bawah dan plasma darah berada di atas. Teori ini sebenernya simpel banget lhooo, karena sel darah mempunyai berat jenis lebih tinggi dari cairan plasma jadi selalu menempati ruang yang terbawah dan ada cara untuk mempercepat pengendapan ini dengan di putar/ dipusingkan (di sentrifugasi) .


PLASMA DARAH
Plasma adalah cairan dan 90 % nya terdiri dari air, fungsinya pertama untuk media transportasi dan kedua sebagai pembawa panas yang dihasilkan dari metabolisme tubuh serta mampu di keluarkan melalui kulit jika panas tersebut tidak dibutuhkan tubuh.  Komponen kedua plasma yaitu protein plasma, ada 3 jenis protein plasma yaitu albumin, globulin dan fibrinogen. Mereka dalam keadaan normal tetap dalam pembuluh darah dan melakukan fungsi utamanya. Fungsi mereka sebagai dispersi koloid dengan membentuk tekanan osmotik sehingga mempertahankan volume darah / tidak banyak cairan plasma yang keluar dari pembuluh dari menuju cairan intersisium (spasial jaringan).

 Selain itu protein plasma juga sebagai menyangga perubahan PH, menentukan viskositas (kekentalan) darah (walaupun eritrosit lebih memegang peran ini), serta dalam keadaan kelaparan protein plasma dapat diuraikan sebagai energi.
Fungsi spesifik protein plasma :
Ø  Albumin : protein plasma terbanyak dan sangat berperan sebagai media transport zat seperti bilirubin, garam empedu dll
Ø  Globulin : terbagi menjadi alfa, beta dan gama. Alfa dan beta sangat berperan dalam mengikat hormon tiroid, kelesterol dan zat besi. Sedangakn gamma globulin sebagai antibodi (imunoglobulin)
Ø  Fibrinogen : ini nihhhh, juru kunci pembekuan darah
Ø  Semua protein disintesis atau di buat di hati tetapi untuk gamma globulin di sintesis di limfosit, salah satu dari sel darah putih.
Komponen ketiga plasma adalah elektrolit yang sangat berguna dalam eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan intrasel dan ekstra sel serta menyangga perubahan PH. Komponen lainnya berupa zat nutrisi, zat sisa, gas dan hormon yang akan dibahas di bab lain dalam blog ini.

ERITROSIT
Rata rata nih dalam setiap mililiter darah terdapat sekitar 5 juta sel darah merah (5 juta/ mm3). Yuk mari kita bayangkan sejenak bentuk eritrosit, kalian pasti tahu kan bentuk donut??yah eritrosit itu seperti itu tetapi tengahnya tidak lubang tetapi gepeng (lempeng bikonkaf dengan diameter 8 um, tepi luar tebal 2um dan tengahnya tebal 1 um). Morfologi eritrosit ini memudahkan fungsinya sebagai alat angkut O2. Ciri unik berikutnya, kelenturan sehingga memudahkan si eri lewat pembuluh darah yang sempit tanpa mengalami kerusakan / ruptur. Kenapa si eri bisa mengangkut O2 itu dikarenakan memiliki hemoglobin alias HB. Molekul HB mempunyai dua bagian : globin, suatu rantai protein polipeptida dengan empat rantai dan hem, merupakan non- protein yang mengandung besi dan terikat pada setiap rantai polipeptida. Terdapat empat rantai polipeptida (empat heme) sehingga setiap unit mampu mengangkut empat molekul O2.. ada fenomena seru nih teman teman, jadi HB itu merupakan zat warna karena kandungan besi. Ketika besi mengikat O2 maka akan tampak kemerahan tetapi akan terlihat kebiruan jika dalam keadaan deoksigenasi.
Fungsi lain HB
·         Mengikat CO2 : membawa karbon dioksida dari jaringan menuju ke paru paru.
·         Mengangkut ion Hidrogen asam (H) yang di produksi oleh co2 pada tingkat jaringan sehingga menyangga keasaman
·         Carbon monoksida (CO). Zat ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam darah tetapi suatu saat jika terhirup dapat mengikat HB secara membabi buta melebihi ikatan HB dengan O2 sehingga terjadilah yang dinamakan keracunan carbon monoksida
Eritrosit tidak memiliki inti/ nukleus, organel ataupun ribosom. Eritrosit mempunyai sedikit enzim glikolitik yang berguna dalam pembentukan ATP karena eritrosit tidak memiliki mitokondria jadi O2 yang diangkutnya tidak bisa dia gunakan sebagai sumber energi. Enzime kedua adalah Karbonat anhidrase, penting bagi pengangkutan co2. Sebelum di angkut, Co2 di ubah menjadi HCO3- (ion bikarbonat) yang merupakan bentuk terbanyak co2 yang terikat dalam HB.
Total eritrosit dalam pembuluh dalam manusia bisa menjadi 25 sampai 30 triliun namun sayang nya berumur pendek dan harus secara kontinue di gantikan dengan kecepatan 2-3 juta sel / detik. Umur eritrosit adalah 120 hari, semakin tua umurnya membran sel menjadi rapuh dan rentan ruptur ketika memasuki Pembuluh darah yang sempit. Ketika eritrosit memasuki kapiler limpa yang sangat sempit dan berkelok kelok, maka eritrosit rapuh akan hancur disitu. Limpa merupakan organ yang terletak di regio abdomen kiri atas berfungsi sebagai tempat penyimpanan trombosit dan mengandung banyak limfosit. Setelah di hancurkan maka sel darah merah harus digantikan oleh sumsum tulang (tempat eritropoesis). Berikut akan saya ceritakan mengenai sedikit mekanisme pembentukan darah, ketika terjadi penurunan penyaluran O2 ke ginjal, maka ginjal akan mengeluarkan hormon eritropoetin yang akan merangsang sumsum tulang merah membentuk eritrosit. Eritropoetin bekerja pada pada turunan sel sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah berkomitmen menjadi sel darah merah. Setelah perfusi O2 kembali normal maka sekresi hormon eritropoetin akan berhenti.  Selain faktor eritropoetin ternyata homon seks pria (testosteron) berperan dalam eritropoesis terbukti bahwa hematokrit pada laki laki lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

Anemia
·         Defisiensi zat gizi. ADB (anemia defisiensi besi) akibat kekurangan dalam makanan ataupun gangguan absorsi dalam sistem digestifus. Jumlah eritrosit yang di produksi biasa/ tetap tetapi lebih kecil dan mudah rapuh dengan kadar HB yang terkandung lebih sedikit sehingga morfologi terdapat gambaran mikrositik hipokromik. Asam folat adalah keluarga dari vitamin B yang berfungsi membentuk DNA untuk pembelahan sel bakal dan pematangan eritrosit. Apabila pasokan asam folat kurang, eritrosit yang dibentuk lebih sedikit dan bentuk lebih besar dan lebih rapuh.
·         Anemia pernisiosa akibat ketidakmampuan penyerapan vit B12. Sebenernya vitamin ini ada banyak dalam makanan tetapi masalahnya adalah defisiensi faktor intrinsik yang di keluarkan oleh dinding lambung. Morfologi A. Pernisiosa sama dengan anemia defisiensi asam folat. Pada anemia pernisiosa dilakukan penyuntikan vitamin B12.
·         Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang adekuat, walaupun jumlah semua bahan untuk pembentukan tersedia. Penurunan kemampuan sumsum tulang dapat diakibatkan oleh zat toksik (benzen, arsen, klorampenikol) dan suatu radiasi sinar X.
·         Anemia ginjal disebabkan oleh penyakit ginjal
·         Anemia hemoragik oleh kehilangan darah secara kronik, dapat diberikan transfusi
·         Anemia hemolitik
Polisitemia
Keadaan sel dalam merah yang beredar meningkat
·         Polisitemia primer/ vera/ sejati : karena organ eritropoesis terdapat tumor, biasanya mencapai 11 ribu/mm3
·         Polisitemia sekunder/ fisiologis : pada orang di dataran tinggi dengan kadar O2 rendah sehingga membutuhkan banyak HB sebagai mekanisme kompensasi.
·         Polisitemia relatif : terjadi pada kehilangan cairan tanpa kehilangan eritrosit seperti pada kasus dehidrasi, keringat berlebih, atau diare berat.

LEUKOSIT/ SEL DARAH PUTIH
Terdapat dua kelompok besar leukosit
1.      Granuler polimorfonukleus : sel leukosit yg mengandung granula dan banyak bentuk inti. Anggota : eosinfil, basofil dan neutrfil
2.      Aganulosit mononuklear : tidak bergranula dan mempunyai satu bentuk inti. Anggota : monosit (inti seperti ginjal) dan limfosit (leukosit terkecil dengan inti bulat besar).
Produksi : granulosit dan monosit hanya di bentuk di sumsum tulang merah sama seperrti halnya eritrosit dan trombosit. Sedangkan limfosit di bentuk di jaringan limfoid (ex : limfe dan tonsil). Sebenernya dahulu limfosit juga dibentuk di sumsum merah tetapi terdapat limfosit yang berdiam di jaringan limfoid dan akhirnya menjadi prekursor pembentukan limfosit baru.
Jumlah normal leukosit adalah 7.000/mm3 dan berikut persebarannya pada keadaan normal :
Granulosit PMN
Agranolosit mononukleus
·         Nuetrofil 60-70%
·         Limfosit 25-33 %
·         Eosinofil 1-4%
·         Monosit 2-6%
·         Basofil 0,25-0.5%

  *sekarang sudah di temukan hormon granulocyte colony stimulating factor yang baru baru ini digunakan untuk meningkatkan sistem imun pada penderita kanker
Neutrofil adalah spesialis fagosit yang akan berespon pada awal peradangan terutama oleh infeksi bakteri. Eosinofil spesifik pada reaksi alergi/ hipersensitifitas dan infestasi parasit, walaupun parasit itu tidak dapat di fagosit tetapi dimungkinkan eosinofil akan menempel pada dinding parasit dan mengeluarkan zat yang menjadi toksik bagi parasit.   Basofil mempunyai struktur dan fungsi mirip dengan sel mast yang sama sama mempunyai histamin dan heparin. Histamin terlibat pada reaksi hipersensitifitas, sedangkan  heparin sebagai pembersih lemak dari darah serta sebagai pencegah pembekuan darah.   Monosit di keluarkan sebagai sel imatur oleh sumsum tulang dan berada di pembuluh darah dalam 2-3 hari kemudian bermigrasi ke jaringan menjadi bentuk yg lebih besar dan bersifat fagositik (makrofag). Makrofag mempunyai umur berbulan bulan sampai tahunan kecuali mati ketika bekerja.  Terdapat dua jenis Limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B menghasilkan antibodi dan beredar di dalam darah, antibodi berikatan dengan benda asing dan memberikan sinyal destruksi. Limfosit T tidak menghasilkan antibodi tetapi berespon secara langsung terhadap  sel sel sasaran spesifik melalui suatu proses yang dikenal sebagai respon imun yang diperantarai sel (seluler).
* sistem pertahanan tubuh akan dibahas tersendiri (next time yaaaaa)



TROMBOSIT DAN HEMOSTASIS

Trombosit
Sesuai gambar di atas trombosit merupakan fragmentasi/ potongan dari sel megakariosit. Megakariosit di bentuk dari sel bakal yang belum berdiferensiasi. Jumlah normal trombosit adalah 150.000 – 350.000/mm3. Trombosit berumur sekitar 10 hari dan kemudian akan di musnahkan oleh makrofag yang berada di ilmfe dan hati kemudian digantikan dengan sel yang baru. Tidak seperti leukosit yang dapat keluar dari pembuluh darah, trombosit hanya dapat disimpan di rongga rongga limpa yang terisi darah dan akan dikeluarkan jika dibutuhkan atau saat simpatis bekerja yg mengakibatkan kontraksi limpa. Trombosit memang tidak mempunyai inti seperti hal nya eritrosit tetapi trombosit mempunyai organel dan aktin miosin sehingga mempunyai kemampuan sekretorik(di simpan dalam granul granul sel) dan kontraksi yg berguna untuk hemostasis.
Hemostasis
Adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak. Syarat terjadi perdarahan adalah terjadi kerusakan pembuluh dan tekanan didalam pembuluh darah harus lebih besar sehingga memungkinkan keluarnya darah dari pembuluh darah.
Ketika suatu cidera yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berespon dengan kontriksi dan di tambah dengan efek simpatis sebagai vasokonstriktor.  Hal ini disebut dengan spasme vaskuler (endotel saling melekat satu sama lain) yang akan menghambat aliran darah. Pada keadaan normal trombosit tidak menempel pada endotel tetapi akan mendapat sinyal ketika terjadi kerusakan dan menempel pada jaringan kolagen serta fibrosa dibawah jaringan cidera. Setelah menempel maka trombosit akan mengeluarkan zat kimia yg tersimpan dalam granulnya. Salah satu zat kimia itu adalah Adenosin difosfat (ADP) yang membuat permukaan trombosit menjadi lengket sehingga trombosit yang beredar akan mudah menempel dan begitu seterusnya. Kemudian membran sel trombosit juga mengeluarkan trmboksan A2 yang akan berikatan dengan prostaglandin sehingga semakin memicu agegrasi trombosit dan pengeluaran ADP. Mengapa endotel normal tidak terjadi agegrasi trombosit, hayoooo???  Karena ternyata sel endotel normal akan mengeluarkan prostasiklin sebagai zat kimia penghambat agegrasi trombosit.
Aksi agegrasi trombosit, berfungsi :
1.      Aktin dan miosin dalam trombosit berkontraksi dan membuat sumbatan trombosit semakin kuat
2.      Sumbat trombosit juga mengeluarkan vasokonstriktor seperti serotonin, epinefrine dan tomboksan A2 sehingga memperkuat spasme vaskuler.
3.      Sumbat trombosit mengeluarkan zat yang berguna untuk koagulasi darah, sebagai langkah hemostasis berikutnya.
*kadang perdarahan kecil cukup dengan sampai tahap sumbat trombosit tetapi pada kondisi yang lebih serius perlu langkah hemostasis berikutnya yaitu koagulasi darah
Koagulasi darah adalah transformasi cairan menjadi gel padat.

Ketika terjadi agegrasi trombosit, maka mengeluarkan PF3 (fodfolipid trombosit) merupakan faktor X yang akan mengaktifkan protombin menjadi trombin. Pada akhir koagulasi, fibrinogen yang merupakan protein plasma dihasilkan oleh hati akan di ubah menjadi fibrin longgar oleh trombin. Fibrin longgar akan menempel di atas sumbat trombosit dan akan diubah menjadi fibrin yang stabil oleh factor XIIIa.
Fungsi trombin :
1.      Mengaktifkan faktor XIIIà XIIIa
2.      Meningkatkan agegrasi trombosit
3.      Umpan balik positif untuk memperkuat pembentukannya kembali

 

Jalur/ kaskade pembekuan darah dapat dicetuskan oleh jalur instrinsik maupun jalur ekstrinsik.
·         Jalur intrinsik merupakan reaksi koagulasi ketika berkontak dengan endotel yang cidera
·         Jalur ekstrinsik akan terjadi jika darah yang keluar pembuluh darah berkontak dengan jaringan.
·     Plasma adalah cairan darah yang masih mengandung fibrinogen, sedangkan serum adalah plasma darah yang sudah tidak mengandung fibrinogen
·         Plasmin fibrinolitik melarutkan bekuan dan mencegah pembentukan bekuan berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar