MIKOSIS
By
: Galih Dwi Jayanto, S. Ked
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta
Mikosis adalah
penyakit yang disebabkan oleh jamur (mikos/ fungi/ jamur). Sebernarnya mikosis
nanti dibagi menjadi beberapa yaitu : m. Superfisialis, m. Profunda/ subkutan,
dan m. Sistemik tergantung dari organisme dan faktor host. Nah InsyaAllah dari
ketiganya ingin aku bahas tetapi karena yang tersering adalah mikosis
superfisialis jadi saya akan utamakan di bahasan itu dulu.
Mikosis superfisialis
: adalah infeksi jamur yang terbatas hanya di stratum korneum epidermis, rambut
dan kuku. Mikosis superfisialis sangat bervariasi dari yang inflamasi yang
hebat seperti pada dermatofitosis dan inflamasi sangat ringan seperti
non-dermatofitosis.
·
Dermatofitosis : infeksi jamur yang disebabkan oleh
golongan dermatofita. Dermatofita adalah golongan jamur yang keratinofilik (menyukai
keratin) dan menjadikan keratin sebagai sumber nutrisinya sehingga dapat berkoloni
di jaringan yang mengalami keratinisasi
·
Non- dermatofitosis : infeksi yg bukan dr golongan
non-dermatofita. Seperti : M. Furfur dkk.
Dermatofitosis
Etiologi
dermatofita :
¨
Geofilik : jamur yg berada di tanah à
bs menginfeksi manusia à kontak lngsg dgn tanah (disebarkan
oleh spora dan dpt bertahan setahun dalam alat alat rumah tangga)
¨
Zoofilik : ditmukan di binantang tp dpt
menginfeksi manusiaà
transmisi dpt scr lgsg (kontak dgn spesies)/ tdk lgsg (rambut hewan terinfeksi
terbawa)à
kepala, jenggot, wajah, tangan mrpkn tempat favorite
¨
Antropofilik
: spesies yg tlh
beradaptasi dgn manusia sbg hostsàtransmisi dgn kontak langsung
Klasifikasi berdasarkan lokasi
¨
Tinea
kapitis
¨ Tinea korporis
¨ Tinea kruris
¨ Tinea pedis
¨ Tinea manum
¨
Tinea
unguium
Prosedur
diagnosis
Diagnosis
klinik dermatofitosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopik dan atau
kultur. Walaupun dengan beberapa menit saja pemeriksaan mikroskopik dapat
membuat bukti infeksi jamur tapi kadang tidak selalu spesifik untuk golongan
jamur tertentu dan kadang sering muncul hasil negatif palsu.
¨
Pemeriksaan
mikroskopik. Rambut, Pemeriksaan
langsung menggunakan wood lamp pada lesi sering menunjukkan flurosense pada
pteridine patogens tertentu. Sangat perlu diketahui jika golongan patogens
ektotrix sering memberikan flourosensi positif, yaitu dari golongan M. Canis dan
M. Audouinii sedangkan untuk patogen endotrix menunjukkan flourosensi negatif.
Ketika ingin dilakukan pengecatan, rambut harus di cabut dan jangan di potong,
taruh di slide/ gelas objeks mikroskop dan ditetesi dengan potassium Hydroxide
(KOH) 10-20 % 1-2 tetes. Setelah itu dipanaskan dengan tujuan untuk melarutkan dan
diamati dari perbesaran lemah 10 x 10 dilanjutkan dengan 10 x 45 tetapi tidak
diperlukan mencapai 10 x 100 perbesaran dan akan tampak gambaran khas berupa
ektotrix atau endotrix. Ektotix (artroconidia mengelilingi batang rambut) dan
endotrix (antrokonidia didalam batang rambut). Kulit dapat didapatkan dari kerokan kulit dengan sisi tumpul skapel
pada tepi lesi yang aktif. Kuku termasuk
potongan potongan dari bagian distrofik kuku, seperti mulai bagian proximal ke
bagian distal. Pada sediaan kulit dan kuku sering dapat di lihat gambaran hifa sejajar
dengan adanya sekat dan kadang terlihat spora pada infeksi yang lama dan atau
sudah diobati.
¨
Kultur
test. Agar sabouroud’s merupakan media yang sering digunakan untuk membiakkan
jamur. Walaupun demikian dapat juga tumbuh organisme saprofit yang akan me-
masking organisme yang sesungguhnya. Biasanya di butuhkan cycloheximide (0,5
g/L) dan chlorampenicol (0,05 g/L) untuk membuat media agar sangat selektif
hanya pada dermatofita. Media kultur disimpan dalam ruangan suhu 26 C selama 4
minggu.
Patogenesis
Patogenesis dermatofita memiliki 3
step
¨
Adherence/
pengikatan. Fungi selalu mempunyai hambatan dalam proses infeksinya, fungi
harus resisten terhadap sinar UV, tahan terhadap berbagai temperature dan kelembaban,
kompetisi dengan flora normal kulit, spingosine yang di hasilkan oleh
keratinosit. Asam lemak yg di produksi oleh glandula sebasea bersifat
fungistatik (menghambat pertumbuhan jamur). Mulainya di produksi asam lemak
pada anak anak post-pubertas mungkin menerangkan menurunnya kejadian tinea
kapitis secara drastis.
¨
Penetration
setelah fase adherence, spora akan tumbuh dan memasuki stratum korneum dengan
kecepatan yang lebih cepat dari waktu deskuamasi epidermis. Penetrasi juga di
dukung dengan keluarnya ensim proteinase, lipase dan musinolitik yang juga
membantu dalam pembuatan nutrisi fungi. Trauma dan maserasi merupakan faktor
penting dalam memudahkan penetrasi fungi terutama pada kasus tinea pedis.
Fungal mannans yang ada di dinding sel dermatofita juga dapat menurunkan
poliferasi sel keratinosit. Pertahanan terbaru pada lapisan epidermis yang
lebih dapat tercapai diantaranya berkompetisi dengan besi dan juga penghambatan
pertumbuhan jamur oleh progesteron.
¨
Development
a host response/ respon host. Proses inflamasi yang terjadi sangat tergantung
dari sistem imun host dan juga oleh jenis organisme. Beberapa fungi dapat
menghasilkan faktor kemotaktik dengan berat melekul rendah seperti yang
dihasilkan bakteri. Antibodi tidak terlihat pada infeksi dermatofita, tetapi
hanya menggunakan jalur reaksi hipersensitivitas tipe IV. Infeksi yang sangat
ringan sering hanya menimbulkan inflamasi yang ringan juga, pertama muncul
berupa eritema dan scale / skuama yang menandakan terjadinya peningkatan pergantian
keratinosite (keratinocyte turnover). Antigen dermatofit di proses oleh sel
langerhans epidermis dan di presentasikan di nodus limpa lokal menuju ke
limfosit T. Kemudian limfosit T mengalami poliferasi dan bermigrasi ke lokasi
untuk membunuh jamur dan pada waktu ini lesi menjadi mendadak inflamasi. Oleh
sebab ini barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan migrasi
sel.
TINEA KAPITIS
Merupakan dermatofitosis
yg mengenai kulit kepala termasuk rambut. Dapat di sebabkan oleh patogenic
dermatofit dari Tricopyton dan Microsporum, kecuali T.Concentricum (penyebab
tersering adalah M. Canis) .Di amerika serikat T tonsurans adalah penyebab paling
sering di ikuti oleh M.Canis.
Bentuk inflamasi/ kerion
¨
Kerion
adalah tipe inflamasi yang berat
¨
Biasanya
terlihat pada jamur ektotrik zoofilik (M. canis) atau geofilik (M. ypseum). M. Canis paling sering terdapat pada hewan seperti
kucing dan anjing.
¨
inflamasi mulai dari folikulitis pustula sampai
kerion yaitu pembengkakan
yang dipenuhi dengan rambut-rambut yang patah-patah dan lubang-lubang folikular
yang mengandung pus
¨
Inflamasi
seperti ini sering menimbulkan alopesia yang
sikatrik.
¨
Lesi
biasanya gatal dan dapat nyeri, limfadenopati servikal, panas badan dan lesi
tambahan pada kulit halus.
Bentuk grey patch ringworm
¨
Umumnya
karena jamur ektotriks antropofilik, M. Audouinii atau M. Ferrugineum
¨
semula
berupa papula kecil eritematus yang gatal, mengelilingi satu batang rambut yang
meluas sentrifugal mengelilingi rambut-rambut sekitarnya
¨
ada
skuama, tetapi inflamasi minimal.
¨
rambut
pd daerah yg trkena berubah mnjd abu-abu dan kusam serta patah beberapa
milimeter diatas
¨
sembuh
spontan biasanya terjadi pada infeksi Microsporum berhubungan dengan
mulainya masa puber yang terjadi perubahan komposisi sebum à asam lemak-lemak yang fungistatik
¨
bahan
wetting (pembasah) pada shampo merugikan jamur seperti M. audouinii.
Bentuk black dot
¨
Bentuk
ini disebabkan karena jamur endotrik antropofilik, yaitu T. tonsurans atau T.
violaceum.
¨
Rontok rambut dapat ada atau tidak. Bila ada kerontokan
rambut maka rambut-rambut patah pada
permukaan kepala hingga membentuk gambaran kelompok black dot.
¨
Biasanya disertai skuama yang difus; tetapi inflamasi bervariasi dari minimal sampai
folikulitis pustula atau lesi seperti furunkel sampai kerion.
¨
Daerah
yang terkena biasanya banyak atau poligonal
¨
Rambut
rambut normal biasanya masih ada dalam alopesianya.
Terapi
Umum
¨
Mencari
binatang penyebab dan diobati di dokter hewan untuk mencegah
¨
infeksi
pada anak-anak lain.
¨
Mencari
kontak manusia atau keluarga, dan bila perlu dikultur
¨
Anak-anak
tidak menggunakan bersama sisir, sikat rambut atau topi, handuk, sarung
bantal dan lain yang dipakai dikepala.
¨
Anak-anak
kontak disekolah atau penitipan anak diperiksakan ke dokter/rumah
sakit bila anak-anak terdapat kerontokan rambut yang disertai skuama. Dapat diperiksa dengan lampu
Wood.
¨
Pasien
diberitahukan bila rambut tumbuh kembali secara pelan, sering perlu 3-6
bulan. Bila ada kerion dapat terjadi beberapa sikatrik dan alopesia permanen.
¨
Mencuci
berulang kali untuk sisir rambut, sikat rambut, handuk, boneka dan pakaian
pasien, dan sarung bantal pasien dengan air panas dan sabun atau lebik baik
dibuang1
¨
Begitu
pengobatan dimulai dengan obat anti jamur oral dan shampo, pasien dapat pergi
ke sekolah
¨
Tidak
perlu pasien mencukur gundul rambutnya atau memakai penutup kepala
Khusus
¨
Tablet
Griseofulvin sebagai Gold Standard. Dosis : Tablet microsize
(125, 250, 500mg) 20 mg / Kg
BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu.
Tablet ultramicrosize (330mg) 15 mg/Kg BB/hari, 1-2 kali/hari
selama 6-12 minggu. Diminum
bersama susu atau es krim. Griseofulvin dapat untuk Microsporum
maupun Trichophyton.
Pemberian pertama untuk 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan lampu Wood, KOH dan kultur. Bila
masih ada yang positif maka sebaiknya dosis dinaikkan. Bila hasil negatif maka
obat diteruskan sampai 6 minggu.
¨
Itrakonazol
(100 mg) dosis 3-5 mg/Kg BB/hari selama 4-6 minggu. Terapi denyut : dosis 5
mg/Kg BB/ hari selama 1 minggu, istirahat 2 minggu/siklus, bila belum sembuh
diulang dapat sampai 2-3 siklus. Bersifat fungisidal sekunder oleh karena
terjadi fungitoksik. Tdk blh bersama antasida atau H2 bloker. kadar Itrakonazol akan lebih rendah
bila diberikan bersamaan rifampisin, isoniasidphenytoin dan karbamazepin.
¨
Tablet Terbinafin (tablet 250 mg) bersifat fungisidal primer terhadap
dermatofit - dosis 3-6mg/KgBB/ hari selama 4 minggu. Bila karena M. canis
perlu 6-8 minggu, lebih sukar untuk dibasmi daripada karena Trichophyton
oleh karena virulensinya.
Diberikan untuk
anak umur > 2 tahun
dan monitor
laboratorium fungsi
hati dan darah lengkap
diperiksa bila pemakaian lebih 6 minggu.
¨
Flukonazol
lebih cepat resisten dibanding obat jamur lain untuk tinea kapitis, flukonazol
tidak lebih superior, sehingga sebaiknya flukonazol digunakan untuk kasus
selektif. Dosisya 8 mg/Kg BB/minggu selama 8-16 minggu
Tambahan
¨
Shampo
selenium zulfit 1% - 1,8% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5 menit baru
dicuci
¨
Shampo Ketokonazole 1% - 2% dipakai
2-3 kali/ minggu didiamkan 5 menit baru dicuci
¨
Shampo
povidine iodine dipakai 2 kali / minggu selama 15 menit
Hipotesis terapi kerion
¨
kerion
lebih cepat kempes dengan kelompok yang menerima griseofulvin saja
¨
sedangkan
skuama dan gatal lebih cepat bersih / hilang dengan kelompok yang menerima ke 3
obat yaitu griseofuvin, antibiotika dan kortikosteroid oral
¨
Kortikosteroid
oral mungkin menurunkan insiden sikatrik. Juga bermanfaat menyembuhkan nyeri
dan pembengkakan
¨
Dosis
prednison 1 mg/Kg BB/pagi untuk 10-15 hari pertama terapi
¨
Pemberian
antibiotika dapat dipertimbangkan terutama bila dijumpai banyak krusta.
Untuk tinea
lain saya tulis di blog berikutnya dengan judul spesifik....terima kasih
share yg non dermatophyt dong, thanks
BalasHapus